Sabtu, 08 Maret 2014

RESENSI NOVEL “AYAT-AYAT CINTA”

Judul                     : Indahnya Cinta dalam Balutan Islam
Penulis                  : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                : Basmalla Republika
Cetakan                : XI (revisi), Februari 2006
Tebal Buku           : 419 Halaman
ISBN                    : 979-3604-02-6
Ukuran Halaman  : 20.5 x 13.5 cm
Tempat                 : Semarang
            Novel ini bertemakan perjuangan terhadap ketidakadilan. Dimana tokoh Fahri difitnah dan dijebloskan ke penjara tanpa sebab musabab.
            Alur yang digunakan penulis yaitu alur maju, dari awal perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, hingga akhir cerita.
            Latar tempatnya yaitu di Mesir Cairo Univ Al-Azhar, flat, Mesjid, apartemen, restoran, metro, penjara, rumah sakit, Alexandria.
            Pusat pengisahan yaitu tokoh utama menuturkan ceritanya sendiri. Dan sudut pandang yang digunakan Aku sebagai orang pertama.
            Cara penulisan atau gaya bahasa yang digunakan penulis terhadap novel ini khas, unik, penuh dengan nuansa religi, romantis cinta.
            Tokoh utama dalam novel ini Fahri, Aisha, Maria, Nurul, Noura. Tokoh Fahri digambarkan seorang santri dari Univ Al-Azhar yang rajin, soleh, dan haus ilmu. Tokoh Aisha seorang muslimah Jerman yang sholehah, romantis, dan serba mewah. Tokoh Maria seorang Kristen Koptik Mesir, ia susah ditebak, pintar, tidak mudah dekat dengan lelaki. Tokoh Nurul seorang mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di Mesir, sholehah, baik, lugu, pemalu. Tokoh Noura gadis manis, baik namun sangat jahat dan kejam.
            Novel ini mengandung banyak sekali amanat atau pesan moral, diantaranya semakin banyak ilmu yang kita dapat/ raih, maka semakin banyak pula hambtan, halangan, rintangan, godaan yang harus dilewati dengan hati yang sabar dan pasti ada hikmahnya.
Kelebihan Dan Kekurangan Novel
Kelebihan :
·         Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh.
·         Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukan.
·         Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah nyata) digambarkan dengan menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
Kekurangan :
·         Seorang pria dicintai empat orang wanita sekaligus, sungguh beruntung tokoh Fahri, rasanya aneh dan mungkinkah hal tersebut ada dalam kehidupan nyata.
·         Naura prustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri, ia lantas memfitnah Fahri degan tuduhan yang kejam.
 PROFIL PENULIS
          HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY, lahir di Semarang, pada tanggal 30 September 1976. Memulai pendidikan menengahnya di MTS PUTUHIYYAH I Mranggen sambil belajar kitab kuning di ponpes AL – ANWAR, Mranggen, Demak, dibawah asuhan KH. Abdul Bashir Hamzah, kemudian melanjutkan MAPK ( Madrasah Aliyah Program Khusus ) Suraharta, lulus pada 1995. Kemudian ke Fak. Ushuludin, jurusan hadis, Univ. Al – Ajhar, Cairo dan Diploma ( pg. D) S2 di The Institute For Islamic Studies in Cairo.

DIKLAT VI



SUKSES DIKLAT VI PONDOK PESANTREN IRSYADUL MUBTADI’IIN AL-INSYIROH 2013
Untuk kali ke-VI pondok pesantren irsyadul mubtadi’iin al-insyiroh kembali mengadakan diklat (pendidikan kilat). Kegiatan ini rutin dilaksanakan menjelang masa libur sekolah.
Seperti dikutip AL_ISHLAH tabloid, media official pesantren, bahwasanya kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak, mengarahkan santri dalam menjalankan liburan sekolah agar senantiasa diisi dengan kegiatan positif. Diklat tahun ini mengusung tema “CIPTAKAN PARADIGMA BARU LIBURAN SEKOLAH DENGAN MENGAJI, BELAJAR, DAN BERMAIN YANG HALAL”. Pesantren Al-Irsyad yang bertempat di kp. Mayang rt/rw 04/01 desa mayang ini seolah menjadi tujuan bagi santri yang ingin menambah, memperdalam ilmu pengetahuan khususnya dalam konteks islami.
Berikut tanggapan rohis Al-Irsyad perihal Diklat tersebut. “Alhamdulillah acara ini sudah menjadi agenda tahunan AL-Irsyad, dan tahun ini kami sukses dengan diklat VI tersebut. Dengan jumlah seluruh peserta diklat 175 santri. 80 santriwati dan sisanya santriawan.” Pernyataan tersebut dilontarkan Adew Jafar Shidiq, Ketua Rohis pondok pesantren Irsyadul Mubtadi’iin Al-insyiroh jum’at(14/08/2013).
Diklat ini tidak hanya diikuti oleh seluruh santri Al-Irsyad, tetapi  banyak santri dari luar pondok yang ikut andil guna dalam kegiatan ini. “peserta diklat banyak yang dari luar, seperti dari pesantren-pesantren, majelis ta’lim, dan madrasah lain yang ada di lingkungan desa mayang.” Ujarnya pula.
Ust. Arom Romli, pengasuh pondok yang juga menjadi penanggung jawab kegiatan tersebut menambahkan. Generasi muda islam khususnya santri yang mengenyam pendidikan baik di tingkat SD, SMP, SMA, hendaknya lebih selektif dalam mengisi liburan sekolah, dan solusinya yaitu dengan mengikuti kegiatan ini.”
“semoga acara ini juga bisa menjadi inspirasi, bagi pesantren atau majelis ta’lim untuk mengadakan acara serupa.” lanjutnya. Dengan mengulang kesuksesan tahun lalu, diharapkan kegiatan ini juga sukses di masa selanjutnya dan selamanya, demi terciptanya insan-insan yang berakhlakul karimah yang siap menyongsong badai modernisasi. *
Pen:HOERUDIN FAJAR